Pakan alternatif sangat di butuhkan untuk menekan biaya pembelian pakan pellet, dengan menggunakan pakan arternatif untuk ikan nila di harapkan laba dari hasil budidaya ikan nila bisa lebih optimal.
Ikan nila termasuk dalam golongan ikan air tawar omnivora ( pemakan segala ), jadi tidaklah terlalu sulit membuat atau mencari pakan alternatif pengganti pellet, hanya saja ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, pemberian pakan alternatif baru bisa di lakukan setelah ikan nila berumur minimal satu bulan, ikan yang masih terlalu kecil belum mampu memakan pakan selain pellet, jadi penggunaan pakan alternatif hanya bisa di lakukan minimal, setelah satu bulan tebar benih. Pakan yang baik harus memiliki kandungan protein dan asam amino yang cukup, mengingat kedua elemen tersebut sangat berguna bagi pertumbuhan ikan nila.
Adapun beberapa bahan yang bisa di jadikan pakan alternatif untuk ikan nila adalah :
Tumbuhan azola
Azola adalah tumbuhan paku-pakuan yang hidup diperairan, tumbuhan ini dapat hidup di permukaan air. Tanaman Azolla sangat kaya akan protein, asam amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12, dan Beta-Carotene), mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, zat besi, dan magnesium. Berdasarkan berat keringnya, azolla mengandung 25 – 35% protein, 10 – 15% mineral dan 7 – 10% asam amino, senyawa bioaktif dan biopolyme yang sangat baik untuk menunjang pertumbuhan ikan nila, dengan mengkombinasikan pakan pellet dengan pakan alternatif berupa tumbuhan azola, biaya pakan dapat di tekan hingga 20%. Tanaman azola sering di temui di rawa rawa dan perairan air tawar lainya, untuk pemakaian bisa di keringkan terlebih dahulu, kemudian di cincang kecil kecil dan di tebarkan ke kolam.
Ampas kelapa
Ampas kelapa juga sangat baik untuk di jadikan pakan alternatif bagi ikan nila, ampas kelapa yang masih segar memiliki kandungan protein kasar yang terkandung pada ampas kelapa mencapai 23%, namun untuk di jadikan sebagai pakan alternatif ikan nila, sebaiknya di fermentasikan dulu, ampas kelapa yang di fermentasi memiliki kadar protein lebih tinggi, yaitu 26,9%; Kecernaan bahan kering in vitro 95,1% dan kecernaan bahan organik in vitro 98,82%. Pakan yang dihasilkan dalam proses fermentasi ini cukup aman untuk dikonsumsi ikan nila karena memiliki kandungan aflatoksin B1, B2, G1, dan G2.
Cara fermentasi.
Ampas kelapa dikeringkan. kemudian ditambah amino secukupnya (bisa yang bubuk atau yang cair). Kemudian ampas kelapa dihaluskan terlebih dahulu stelah itu masukan kedalam rebusan air yang sudah mendidih diamkan dalam keadaan mendidih selama 30 menit.
Angkat, dinginkan, aduk hinggaerata, simpan kedalam wadah kedap udara, tunggu selama minimal 24 jam. Setelah ini sudah bisa di berikan untuk ikan nila.
Limbah roti
Seluruh bahan dasar pembuatan roti adalah sumber karbohidrat yng memiliki kandungan pati serta protein cukup tinggi. Harganya pun sangst murah berkisar Rp 2000 hingga Rp 3500 / kg nya, jauh di bandingkan dengan harga pellet, untuk limbah roti bisa langsung di gunakan sebagai pakan.
Ikan nila termasuk dalam golongan ikan air tawar omnivora ( pemakan segala ), jadi tidaklah terlalu sulit membuat atau mencari pakan alternatif pengganti pellet, hanya saja ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, pemberian pakan alternatif baru bisa di lakukan setelah ikan nila berumur minimal satu bulan, ikan yang masih terlalu kecil belum mampu memakan pakan selain pellet, jadi penggunaan pakan alternatif hanya bisa di lakukan minimal, setelah satu bulan tebar benih. Pakan yang baik harus memiliki kandungan protein dan asam amino yang cukup, mengingat kedua elemen tersebut sangat berguna bagi pertumbuhan ikan nila.
Adapun beberapa bahan yang bisa di jadikan pakan alternatif untuk ikan nila adalah :
Tumbuhan azola
Azola adalah tumbuhan paku-pakuan yang hidup diperairan, tumbuhan ini dapat hidup di permukaan air. Tanaman Azolla sangat kaya akan protein, asam amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12, dan Beta-Carotene), mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, zat besi, dan magnesium. Berdasarkan berat keringnya, azolla mengandung 25 – 35% protein, 10 – 15% mineral dan 7 – 10% asam amino, senyawa bioaktif dan biopolyme yang sangat baik untuk menunjang pertumbuhan ikan nila, dengan mengkombinasikan pakan pellet dengan pakan alternatif berupa tumbuhan azola, biaya pakan dapat di tekan hingga 20%. Tanaman azola sering di temui di rawa rawa dan perairan air tawar lainya, untuk pemakaian bisa di keringkan terlebih dahulu, kemudian di cincang kecil kecil dan di tebarkan ke kolam.
Ampas kelapa
Ampas kelapa juga sangat baik untuk di jadikan pakan alternatif bagi ikan nila, ampas kelapa yang masih segar memiliki kandungan protein kasar yang terkandung pada ampas kelapa mencapai 23%, namun untuk di jadikan sebagai pakan alternatif ikan nila, sebaiknya di fermentasikan dulu, ampas kelapa yang di fermentasi memiliki kadar protein lebih tinggi, yaitu 26,9%; Kecernaan bahan kering in vitro 95,1% dan kecernaan bahan organik in vitro 98,82%. Pakan yang dihasilkan dalam proses fermentasi ini cukup aman untuk dikonsumsi ikan nila karena memiliki kandungan aflatoksin B1, B2, G1, dan G2.
Cara fermentasi.
Ampas kelapa dikeringkan. kemudian ditambah amino secukupnya (bisa yang bubuk atau yang cair). Kemudian ampas kelapa dihaluskan terlebih dahulu stelah itu masukan kedalam rebusan air yang sudah mendidih diamkan dalam keadaan mendidih selama 30 menit.
Angkat, dinginkan, aduk hinggaerata, simpan kedalam wadah kedap udara, tunggu selama minimal 24 jam. Setelah ini sudah bisa di berikan untuk ikan nila.
Limbah roti
Seluruh bahan dasar pembuatan roti adalah sumber karbohidrat yng memiliki kandungan pati serta protein cukup tinggi. Harganya pun sangst murah berkisar Rp 2000 hingga Rp 3500 / kg nya, jauh di bandingkan dengan harga pellet, untuk limbah roti bisa langsung di gunakan sebagai pakan.